Halaman

PENELUSURAN

Minggu, 22 Desember 2019

Homonim kata zhulumaat.

Homonim kata zhulumaat. 1.

Allah SWT berfirman:

خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّا حِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَاَ نْزَلَ لَـكُمْ مِّنَ الْاَ نْعَا مِ ثَمٰنِيَةَ اَزْوَا جٍ ۗ يَخْلُقُكُمْ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ خَلْقًا مِّنْۢ بَعْدِ خَلْقٍ فِيْ ظُلُمٰتٍ ثَلٰثٍ ۗ ذٰ لِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ ۗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ فَاَ نّٰى تُصْرَفُوْنَ

kholaqokum min nafsiw waahidatin summa ja'ala min-haa zaujahaa wa anzala lakum minal-an'aami samaaniyata azwaaj, yakhluqukum fii buthuuni ummahaatikum kholqom mim ba'di kholqin fii zhulumaatin salaas, zaalikumullohu robbukum lahul-mulk, laaa ilaaha illaa huw, fa annaa tushrofuun

"Dia menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam) kemudian darinya Dia jadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang memiliki kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia; maka mengapa kamu dapat dipalingkan?"

QS. Az-Zumar (39): Ayat 6.

* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Kata zhulumaat/kegelapan dalam ayat di atas diartikan perut, rahim dan selaput penutup janin. Kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim dan kegelapan dalam selaput yang menutup janin dalam rahim.

*Kamus Kecil Al-Qu'ran ( Homonim kata secara alfabetis).
22/12/19; 25 Rabiul Akhir 1441 H.


Kamis, 28 November 2019

DO'A MENGHINDARI SIKSA KUBUR

Doa menghindari siksa kubur.

Imam Bukhari dan Ibnu Khuzaimah di dalam kitab shahihnya menerangkan, bahwa Rasulullah saw suatu ketika lewat di dekat sebuah pekuburan, tiba-tiba beliau mendengar suara rintihan dua orang ahli kubur yang mendapat siksa hebat.

Lalu Rasulullah saw bersabda :
" Dua orang ahli kubur ini mendapatkan siksa berat bukan karena melakukan perbuatan dosa besar. Salah seorang diantara mereka mendapatkan siksa karena kurang berhati-hati dalam bersuci ketika kencing. Dan satunya lagi karena ketika di dunia senang menyebarkan fitnah".

Banyak hadits Nabi saw menjelaskan bahwa siksa kubur yang dimulai dengan pertanyaan Malaikat Mungkar Nakir benar adanya.
Nabi saw sendiri mengajarkan kita do'a agar terhindar dari adzab kubur ini. Do'a yang dibaca di setiap akhir rakaat menjelang salam di akhir shalat.

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

Allaahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabil qobr, wa min 'adzaabi jahannam, wa min fitnatil mahyaa wal mamaat, wa min syarri fitnatil masiihid-dajjaal.

Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.

HR. Al-Bukhari 2/102 dan Muslim 1/412. Lafal hadits ini dalam riwayat Muslim.

Rasulullah saw juga menyampaikan :
" Seorang mayit dlm kuburnya seperti orang yang tenggelam yang sedang meminta pertolongan. Dia menanti-nanti do'a ayah, ibu, anak dan kawan yang terpercaya. Apabila do'a itu sampai kepadanya, baginya lebih disukai dari pada dunia dan segala isinya.
Dan sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menyampaikan do'a penghuni dunia untuk ahli kubur sebesar gunung-gunung. Adapun hadiah orang yang hidup kepada yang mati ialah mohon istighfar kepada Allah untuk mereka dan bersedekah atas nama mereka.

( HR. Ad-Daylami).

*Lembaran Da'wah keluarga 'Marhamah', ed. 1174,th. XVIII 1536 H/2015 M.
*ditulis menggunakan Simplenote ( text editor) dan SwiftKey Keyboard.


Jumat, 25 Oktober 2019

Ustman bin Affan

'Ustman bin 'Affan.

Jangan tertipu oleh kehidupan dunia.
'Ustman r.a berpesan :" Ingatlah, kalian berada di tempat yang terus berubah. Manfaatkanlah sisa umur kalian dengan baik. Bersiaplah menjemput ajal sebaik mungkin. Dan jangan lupa kematian pasti datang menjemput pada waktu yang tak terduga.
Ketahuilah, dunia ini dibentangkan penuh dengan tipuan.

Allah SWT berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَا خْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِيْ وَا لِدٌ عَنْ وَّلَدِهٖ وَلَا مَوْلُوْدٌ هُوَ جَا زٍ عَنْ وَّا لِدِهٖ شَيْــئًا ۗ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا ۗ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِا للّٰهِ الْغَرُوْرُ
yaaa ayyuhan-naasuttaquu robbakum wakhsyau yaumal laa yajzii waalidun 'aw waladihii wa laa mauluudun huwa jaazin 'aw waalidihii syai`aa, inna wa'dallohi haqqun fa laa taghurronnakumul-hayaatud-dun-yaa, wa laa yaghurronnakum billaahil-ghoruur

"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah pada hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya, dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sungguh, janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali-kali kamu teperdaya oleh kehidupan dunia, dan jangan sampai kamu teperdaya oleh penipu dalam (menaati) Allah."
(QS. Luqman 31: Ayat 33)

* Mutiara Hikmah Kekasih Rasul/Hani Al-Hajj.


Rabu, 23 Oktober 2019

Jangan tertipu oleh kehidupan dunia

'Ustman r.a berpesan :
" Ingatlah, kalian berada di tempat yang terus berubah. Manfaatkanlah sisa umur kalian dengan baik. Bersiaplah menjemput ajal sebaik mungkin. Dan jangan lupa kematian pasti datang menjemput pada waktu yang tak terduga.
Ketahuilah, dunia ini dibentangkan penuh dengan tipuan.

Allah SWT berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَا خْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِيْ وَا لِدٌ عَنْ وَّلَدِهٖ وَلَا مَوْلُوْدٌ هُوَ جَا زٍ عَنْ وَّا لِدِهٖ شَيْــئًا ۗ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا ۗ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِا للّٰهِ الْغَرُوْرُ
yaaa ayyuhan-naasuttaquu robbakum wakhsyau yaumal laa yajzii waalidun 'aw waladihii wa laa mauluudun huwa jaazin 'aw waalidihii syai`aa, inna wa'dallohi haqqun fa laa taghurronnakumul-hayaatud-dun-yaa, wa laa yaghurronnakum billaahil-ghoruur

"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah pada hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya, dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sungguh, janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali-kali kamu teperdaya oleh kehidupan dunia, dan jangan sampai kamu teperdaya oleh penipu dalam (menaati) Allah."
(QS. Luqman 31: Ayat 33)

* Mutiara Hikmah Kekasih Rasul/Hani Al-Hajj.

posted from Bloggeroid

Jumat, 11 Oktober 2019

Shalat Dhuha.

Dari Abdullah bin Amru berkata : " Rasulullah saw mengutus sekelompok pasukan, kemudian mereka mendapatkan ghanimah dan bersegera pulang, sehingga orang-orang membicarakan betapa sebentarnya peperangan mereka, banyaknya mendapatkan ghanimah, dan cepatnya kepulangan mereka.

Lalu Rasulullah saw bersabda bersabda :' Maukah saya tunjukkan kalian kepada sesuatu yang lebih dekat dari peperangan yang mereka lakukan, lebih banyak ghanimah yang mereka dapatkan, dan lebih cepat kembalinya? Barangsiapa yang berwudhu dan kemudian melangkahkan kakinya menuju masjid untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka peperangannya lebih dekat dari mereka lakukan, ghanimahnya lebih banyak dari yang mereka dapatkan, dan pulangnya lebih cepat dari kepulangan mereka'".

HR. Ahmad (2/172), dishahihkan Al-Albani.

Senin, 26 Agustus 2019

SHALAT ARBA'IIN

Shalat Arba'iin.

"Barang siapa shalat di masjidku 40 kali shalat tidak luput darinya satu shalat pun, maka ditulis baginya kebebasan dari Neraka dan siksa dan dia lepas dari kemunafikan".

Hr. Ahmad (lll/155), at-Thabarani dalam Mu'jam al-Ausah (ll/32 ), dari jalan Abdurrahman bin Abu Rijal dari Nubaith bin Umar dari Anas bin Malik.

Mereka bertiga dalam ilmu hadits disebut sanad yaitu jalur para perawi dalam meriwayatkan hadits.

Namun sayang sanad hadits ini lemah, dikarenakan salah seorang perawinya Nubaith bin Umar tidak dikenal oleh ahli hadits, kecuali dalam hadits ini saja. Dan beliau seorang perawi yang cacat dalam catatan para ulama ahli Hadits.

Kemudian lafadz hadits ini menyelisihi lafadz hadist yang shahih berkenaan dengan Hadits Shahih Arbain.

Maka dalam disiplin Ilmu Hadits, hadits di atas disebut Hadits Munkar, yaitu suatu hadits yang diriwayatkan perawi yang fasiq ( berbuat maksiat ) terang-terangan, banyak keliru serta pelupa. Karenanya Hadits Munkar ditolak, tidak bisa dipakai sebagai dalil atau pun pegangan.

Adapun hadits yang shahih :
" Barang siapa shalat 40 hari secara berjamaah dan mendapat takhbiratul ihram, maka ditulis baginya 2 kebebasan; Kebebasan dari Neraka dan Kebebasan dari Kemunafikan".

Jadi pengertian shalat Arbain tidak hanya mencukupkan Di Masjidil Nabawi saja seperti disebutkan dalam Hadits Munkar tentang Shalat Arbain.

Wallahu 'alam.

*Sumber : "Buletin Jum'at Masjid Jami' Ath-Thayyibah", ed. 63, jumat pertama sept. 2018.


Minggu, 11 Agustus 2019

BERBUAT BAIK DAN MEMAAFKAN

BERBUAT BAIK DAN MEMAAFKAN.

Keagungan ajaran Islam senantiasa tercermin pada pribadi Nabi Muhammad saw. Itulah yang menyebabkan umat manusia yang menyadarinya menyintai Rasulullah saw. Sepanjang hayat kehidupan beliau tidak pernah sedikitpun rasa dendam dan kebencian bersemayam dalam hatinya. Tidak pernah tersinggung atau marah karena urusan pribadi.

Beliau selalu memaafkan dan menyayangi, bahkan terhadap musuh yang memeranginya.
Salah satu nasehat beliau :" Man 'aafa iendal qudroti affallahu anhu yaumal usrotti " ( Barangsiapa memaafkan saat ia mampu membalas maka Allah akan memberinya maaf pada hari kesulitan).

( Hr. At-Thabarani ).

Nabi Muhammad saw memisahkan beberapa benda ( yang bermanfaat ) sebagaimana beliau biasa lakukan namun seorang Ashar berkata :" Demi Allah, pembagian ini dilakukan bukan karena Allah"

Rasulullah saw mendengar kata-kata tak benar ini dan sangat tersakiti karenanya. Ekspresi wajah beliau berubah dan hampir saja beliau marah, namun kemudian berkata :" Musa mengalami penghinaan lebih buruk daripada ini, dan ia menghadapi mereka, sehingga mereks merasa bosan dengan kesabaran".

Dengan kata-kata yang sedikit ini, kemarahan Nabi hilang dan hati beliau yang mulia dan penuh maaf pun tampak.

Seseorang minta idzin untuk menghadap Nabi saw dan beliau bersabda :" Biarkan ia masuk, apakah ia seorang anak yang jahat kepada sukunya atau saudara yang jahat kepada sukunya".

Ketika orang itu masuk Nabi saw berbicara kepadanya dengan ramah dan lembut.
Aisyah ra berkata :" Ya Rasulullah engkau mengatakan apa yang engkau katakan, kemudian engkau bicara kepadanya dengan ramah".

Beliau bersabda :" Ya, Aisyah, orang yang terburuk dalam pandangan Allah adalah orang yang dipandang ( diplototi ) oleh orang lain atau yang kepadanya manusia bersikap baik karena takut akan mulutnya yang tajam".

( Hr. Bukhari ).

Sahabat Nabi saw Abu Darda ra berkata :" Kami tersenyum kepada manusia, bahkan meskipun dalam hati kami mengutuk mereka "

sumber :" Lembaran Da'wah keluarga Marhamah, edisi 1189 th. XVIII 1436 H/2015 M".

Sabtu, 03 Agustus 2019

KEGAGAHAN IMAM MALIK.

WA AMMAA BINI'MATI RABBIKA FAHADDITS.

Imam Malik bertubuh tinggi, besar dan suka berpakaian yang baik dan bersih. Namun beliau kerap berkata di hadapan orang banyak :" Cinta keduniaan itu menjadi pokok segala kesalahan".
Pada saat akan shalat Jum'at beliau berpakaian serba indah dan bagus. Kira-kira seharga lebih dari 100 dinar.

Pada satu jum'at beliau berjalan menuju masjid dan bertemu seorang kenalan ( Yahudi ) yang berkata :
" Wahai tuan guru! Saya heran melihat engkau. Saya kerap mendengar engkau menerangkan tercela dan hinanya orang yang cinta keduniaan dan kekayaan serta kemewahan hidup di dunia. Kini saya lihat engkau dalam keadaan sebaliknya. Pakaian yang engkau pakai itu semuanya menunjukkan bahwa engkau seorang yang cinta keduniaan dan suka kemewahan hidup di dunia ini, bukan?"

Imam Malik tersenyum dan berkata :
" Oh saudara. Benar aku sering mencela orang yang cinta keduniaan dan suka kemewahan hidup di dunia. Tetapi tidakkah saudara ingat, aku sering membacakan firman Allah " wa ammaa bini'mati rabbika fahaddits " ( adapun kepada kurnia Tuhanmu - Muhamnad -, maka hendaklah engkau ceriterakan!'). Jadi berpakaian seperti ini, tidak lain aku hendak menceriterakan, menyatakan dan memperlihatkan ni'mat kurnia Allah yang diberikan kepadaku. Saudara hendaknya jangan salah terima!".

Orang Yahudi seketika memalingkan muka dan beliau meneruskan perjalanan ke masjid.

Beliau berpakaian seakan-akan seorang hartawan besar, tampak seperti orang yang cinta kemuliaan dan suka kemewahan hidup dunia.

*sumber : " Biography Empat Serangkai Imam Mazhab"/K.H. Munawar Khalil, Penerbit Bulan Bintang, 1977.

Selasa, 30 Juli 2019

IMAM HANAFI TERHADAP BID'AH.

1. Hendaklah kalian mengikuti akan atsar ( bekas pimpinan orang terdahulu di masa Nabi dan para sahabat ); dan jauhkanlah pendapat-pendapat orang dalam urusan, walaupun dihiasi dengan kata-kata yang manis. Sesungguhnya urusan agama itu terang, gilang-gemilang. Dan kamu hendaknya di atas jalan yang lurus.

2. Jauhkanlah olehmu akan perbuatan bid'ah dan mencari-cari bid'ah serta melampaui batas dalam urusan agama. Hendaklah kamu mengikuti perkara-perkara yang awal ( mengikuti pimpinan Rasulullah saw ).

3. Hendaklah kamu mengikuti atsar, dan jauhilah olehmu akan tiap-tiap perkara baru, karena yang baru dalam urusan ibadah adalah bid'ah.

Jumat, 26 Juli 2019

IMAM HANAFI DAN HADITS.

IMAM HANAFI DAN HADITS.

Imam Hanafi bermimpi bahwa beliau telah menggali makam Rasulullah saw dan mengumpulkan tulang belulangnya.

Imam Yahya bin Nashar pernah menanyakan kepada beliau :" Apa ibarat mimpi itu?".

Beliau menjawab : " Mendengar keterangan dari selain saya itu lebih baik, maka tanyakanlah kepada orang lain".

Yahya bin Nashar mendesak :" Bagaimanapun juga saya ingin mendengar keterangan dari engkau sendiri tentang ta'bir mimpi itu".

Dengan ini maka beliau berkata :" Orang yang mimpi impian seperti itu akan menghidupkan ilmu pengetahuan yang telah dimatikan; dan atau menghidupkan Sunnah Nabi saw yang telah dipadamkan".

Dalam kenyataan, beliau adalah seorang alim besar yang amat cinta kepada sunnah Nabi saw dan ilmu hadits.

- Pesan beliau kepada para murid : "Jauhilah olehmu membicarakan urusan Agama Allah dengan kemauan fikiran, dan hendaklah kamu benar-benar ikut Sunnah Nabi saw, karena barangsiapa keluar dari Sunnah, tentu sesatlah adanya".

- Suatu hari seorang ahli ilmu dari Kufah datang ke rumah Imam Hanafi, sedang beliau baru membaca Hadits Nabi saw.
Tiba-tiba orang itu berkata :" Marilah kita meninggalkan Hadits itu, tidak perlu mengikutinya"

Seketika beliau sangat marah dan berkata :" Jika tidak ada Sunnah/Hadits, seseorang dari kita tidak akan dapat mengerti Al-Qur'an".

- Suatu hari Imam Hanafi ditanya : " Umumnya orang, dewasa ini tidak begitu suka mengamalkan pimpinan Hadits, padahal mereka suka mendengarkannya?"

Jawab beliau :" Mereka suka mendengar Hadits-Hadits Nabi saw. itu, berartilah mereka itu akan suka mengerjakannya".

- Imam Hanafi pernah berkata : " Tidak patut bagi seseorang, bila ia bicara perihal urusan agama, melainkan jika mengerti bahwa yang menerima syariat itu ialah Rasulullah saw".

- Imam Hanafi berkata :" Manusia tetap di dalam kebajikan, selama di kalangan mereka itu ada yang menuntut ilmu Hadits. Apabila mereka mempelajari ilmu apapun, tetapi tidak ada yang mempelajari ilmu Hadits, tentu binasalah mereka.

Rabu, 24 Juli 2019

KETEGUHAN JIWA IMAM HANAFY.


KETEGUHAN JIWA IMAM HANAFY.

Diriwayatkan oleh Imam Al-Qadhy bin Ka'as.
Pada suatu hari Imam Abu Hanifah sedang di masjid, ketika itu jatuhlah seekor ular dari atap ke atas pangkuannya. Beliau tidak berubah wajahnya, tidak gentar dan tidak pindah dari tempatnya.

Bahkan beliau berkata :" Tidak akan ada bahaya menimpa kita, melainkan apa yang telah ditulis oleh Allah pada kita"
Perkataan ini sesungguhnya terambil dari ayat Al-Qur'an :" Qul lan yushibana illa ma katabal'Lahu lana".

Ular besar tadi lalu dipegang dengan tangan kiri beliau lalu dilemparkannya, dengan tidak membahayakan bagi beliau. Dengan tenang, beliau tetap ditempat duduknya.

Peristiwa ini menunjukkan bahwa beliau adalah seorang yang berjiwa teguh, berhati baja, pemberani, tidak gentar menghadapi sesuatu yang dianggap membahayakan oleh sebagian orang.
Bahwa beliau adalah seorang yang berjiwa teguh, berhati baja, berani, tidak takut menghadapi sesuatu yang berbahaya. Tidak takut menghadapi bahaya dalam nenegakkan kebenaran yang telah diyakini.

* sumber :" Biography Empat Serangkai Imam Mazhab"/K.H. Munawar Khalil/Penerbit Bulan Bintang 1977.

Senin, 22 Juli 2019

Kelapangan dada Imam Hanafi.

Isham bin Yusuf berkata :" Pada suatu hari ada seorang lelaki berdiri di halaman masjid, mencela dan nencaci maki Imam Abu Hanifah dengan mulutnya yang kasar dan tidak sopan.

Padahal beliau sedang mengajar di depan orang banyak di dalam masjid itu. Beliau tidak mengindahkannya dan tidak pula memalingkan muka kepada orang itu ; tidak menjawab sepatahpun, bahkan para sahabat dilarang menghadapkan muka ke orang itu.

Setelah beliau selesai mengajar, lalu berdiri dan pulang ke rumahnya tanpa mau menengok orang yang tak sopan tersebut. Orang itu mengikuti beliau dengan tidak berbuat sesuatupun.

Sesampai di depan pintu rumahnya, beliau memutar badan  menghadapkan muka kepada laki-laki tersebut.
Beliau berkata :" Ini rumahku. Maka bila kamu masih mempunyai kehendak mencaci maki aku, dan masih menyimpan perkataan-perkataan yang akan disampaikan kepadaku, katakanlah semuanya, agar kamu tidak menyimpan perkataan-perkataan yang kasar dan buruk itu!".

Lelaki itu merasa malu dan meminta maaf kepada beliau. Beliau memaafkannya.

* sumber : " Biography Empat Serangkai Imam Mazhab/K.H. Munawar Khalil", Bulan Bintang,1977.

Senin, 17 Juni 2019

Fudhail bin Iyadh.

Fudhail bin Iyadh.

Allah SWT berfirman:
اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَن
ْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَـقِّ ۙ وَلَا يَكُوْنُوْا كَا لَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلُ فَطَا لَ عَلَيْهِمُ الْاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْ ۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ

a lam ya`ni lillaziina aamanuuu an takhsya'a quluubuhum lizikrillaahi wa maa nazala minal-haqqi wa laa yakuunuu kallaziina uutul-kitaaba ming qoblu fa thoola 'alaihimul-amadu fa qosat quluubuhum, wa kasiirum min-hum faasiquun

"Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan ( kepada mereka ) dan janganlah mereka ( berlaku ) seperti orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik."

QS. Al-Hadid ( 57 ): 16.

* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Allah memberi pertaubatan kepada Al-Fudhail bin Iyadh dengan jalan tanpa sengaja ia mendengar ayat tersebut di atas.
Ia menjawab :" Tentu, sekarang waktunya".

Ia adalah ahli ibadah dan zuhud, Ulama dan wali. Lahir di Khurasan, lalu menetap di Mekah. Masa mudanya sebagai perampok. Wafat 187 H. ( al-Bidayah wa anl-Nihayah ).

*sumber :" Agar anda dicintai Allah swt, 10 kiat dari Al-Imam Ibn Qayyim ra/Abdul Azis Mustafa".

Selasa, 12 Maret 2019

DZIKIR

DZIKIR ( etimology ).

- bersumber dari kata : dzakara yadzkuru dzikran wadzukran : keadaan tidak diam tidak lupa.
- dzikir : maa zalaa dzaaka minni'ala dzikrin aw dzukrin ..... ( hal itu selalu dalam ingatanku .... ).
- dzikir : apa yang engkau ingat dan diucapkan oleh lisanmu lalu engkau tampakkan.
- dzikir dilakukan dengan hati : maa zala dzaaka minni'ala dzikrin ( hal itu selalu dalam ingatanku ), aku belum melupakannya ....
- dzikir bermakna kemuliaan dan kemasyhuran.

- Allah SWT berfirman: وَاِ نَّهٗ لَذِكْرٌ لَّكَ وَلِقَوْمِكَ  ۚ وَسَوْفَ تُسْئَـلُوْنَ wa innahuu lazikrul laka wa liqoumik, wa saufa tus`aluun

"Dan sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar suatu peringatan bagimu dan bagi kaummu, dan kelak kamu akan diminta pertanggungjawaban."
QS. Az-Zukhruf ( 43 ): 44.

3 huruf dzal, kaf dan raa merupakan asal kata ini, berarti ingat. Digunakan dalam istilah dzikir dengan lisan. Lafazh ini juga dimaksudkan untuk sesuatu yang tinggi dan mulia berdasar qiyas.

Adz-dzikir, adz-dzikra, adz-dizkrah merupakan lawan kata dari lupa.

Dzikir juga berarti kemashyuran dan keagungan, seperti dalam firman Allah.

QS. Shaad ( 38 ) : 1. " Shaad, demi al-Qur'an yang mempunyai keagungan ".

Tadzakartuhu : aku mengingatnya. Adzajartuhu ghairi wa dzakartuhu : saya membuat orang lain ingat akan hal itu.

QS. Yusuf ( 12 ): 45.
" Dan teringat ( kepada Yusuf ) sesudah beberapa waktu lamanya".

Adz-dzikir bermakna menghapal sesuatu dan mengingatnya atau sesuatu yg mengalir di lisan.

Kesimpulan :
1. Dzikir : lawan kata lupa ( dengan hati atau dalam fikiran ).
2. Dzikir : apa yang mengalir di lisan.
3. Dzikir berarti kemuliaan dan kemasyhuran.

* Sumber : Dzikir bersama Nabi saw. / Abdurrahman Mahmud Khalifah.

Kamis, 21 Februari 2019

Umar Bin Khattab ( 4 ).

* Buah belajar karena Allah.

Belajar karena Allah itu dapat berbuah kekhusyukan dan dan takut kepada-Nya.
Bill rasa takut tidak tumbuh, menunjukkan hati telah lalai. Rasa takut merupakan buah ilmu. Berharap adalah buah keyakinan.

Orang yang menginginkan surga pasti berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkannya. Begitu juga orang yang takut neraka pasti berusaha sekuat tenaga untuk menghindarinya. 

Rasa cinta dan benci itu mempunyai tanda. Orang yang kita dapati melakukan amalan penduduk surga, menunjukkan dia sudah yakin. Orang yang kita dapati melakukan perbuatan penghuni neraka, menunjukkan bahwa dia masih dalam keragu-raguan 

Jika kita mendapati seseorang berjalan membelakangi Mekah, kemudian mengaku ingin menunaikan ibadah haji, kita tidak mungkin mempercayainya.
Begitu juga bila kita menemukan orang itu menjadi imam di Mekah, kemudian berkata tidak ingin menunaikan ibadah haji, kita juga tidak mungkin membenarkannya.

* Jangan binasakan diri sendiri.

Saudaraku, jangan sampai membinasakan diri sendiri. Siapa yang menanam, dialah yang memetik.
Jangan sia-siakan waktu luang. Setiap perbuatanmu pasti dicatat dan dikembalikan kepadamu.
Bila kamu terlanjur berbuat jahat, segera ikuti dengan perbuatan baik. Yang aku tahu, perbuatan yang harus didahulukan adalah segera berbuat baik setelah berbuat dosa.

* Sumber kefakiran.

Ada 3 perkara yang menjadi sumber kefakiran.
Pertama : tetangga yang ketika melihat kebaikan, dia diam saja. Sebaliknya bila melihat keburukan dia menyebarkannya.
Kedua : perempuan yang lidahnya selalu menyakiti anda, dan ketika anda meninggalkannya, dia tidak bisa dipercaya.
Ketiga : penguasa yang ketika anda berbuat kebaikan kepadanya, dia tidak menghargai. Jika anda melakukan kesalahan, dia membunuh anda.

* Mencintai atau membenci sewajarnya.

Jangan terlalu mencintai hingga membabi buta. Jangan pula terlalu membenci hingga menghilangkan kebenaran.

sumber : Mutiara Hikmah Kekasih Rasul,  Hani Al-Hajj.

dituliskan menggunakan blogit.


Sabtu, 16 Februari 2019

Umar Bin Khattab ( 2 )

* Mengharapkan pahala Allah.

Pesan Umar r.a :" Saudaraku, seseorang pernah datang kepadaku, dia adalah orang yang senang membaca al-Qur'an. Aku Kira ia membaca karena mengharap pahala Allah, ternyata dugaanku keliru.

Ada sekelompok orang yang membaca al-Qur'an karena mengharap balasan dari orang lain.
Jangan kalian lakukan hal seperti itu. Carilah ridha Allah dengan amal-amal kalian.

Aku mengenal kalian waktu wahyu turun dan Nabi masih ada di antara kita. Sekarang wahyu sudah terputus dan Nabi telah tiada. Aku mengenal kalian dengan apa yang kusampaikan kepada kalian.

Siapa saja yang memperlihatkan kebaikan kepada kita, kita pasti menduganya sebagai orang yang baik dan kita segera menyanjung kebaikkannya.
Sebaliknya siapa saja yang memperlihatkan keburukan, kita pasti menduganya sebagai orang yang tidak baik dan kita segera mengutuknya.
Kendalikanlah dan tundukkanlah hawa nafsu ini. Nafsu seperti ini selalu mengajak kepada kejahatan.

Kebenaran itu sangat berat dan pahit. Sementara kebathilan sangat ringan dan manis. Menghindari perbuatan salah jauh lebih baik daripada menyesalinya dengan taubat. Ingatlah, menuruti hawa nafsu sesaat hanya membuahkan penyesalan berlarut-larut.

Umar bin Khattab (1).

* Siapa pemikul dosaku?

'Umar bin Khattab ra pernah memikul sekarung tepung untuk dibagikan kepada orang fakir. Sebagian sahabatnya berkata :" Biarkan saya yang memikul tepung ini ".
Umar menjawab :" Kalau begitu, siapa yang akan memikul dosa-dosaku pada Hari Kiamat?".


* Jangan takut mati.

" Tinggalkanlah setiap perbuatan yang membuat anda benci menghadapi kematian. Dengan demikian anda selalu siap menghadapi kematian itu".


* Pemimpin bertakwalah kepada Allah.

" Pemimpin yang berusaha menjauh, pasti dijauhi rakyatnya. Dan, orang yang paling sengsara adalah pemimpin yang menyengsarakan rakyatnya".


* Pencari dunia dan Pencari akhirat.

" Manusia terdiri 2 golongan. Pertama, pencari dunia. Golongan ini sebaiknya dijauhi. Bisa jadi setelah dia mendapatkan apa yang dia cari, dia malah celaka. Atau apa yang dicari itu tak tercapai, dan dia mati dalam buaian angan-angannya.
Kedua, pencari akhirat. Jika kalian melihatnya, maka berlombalah dengannya.





Umar Bin Khattab ( 3 ).

* Bangga dengan pendapat sendiri.

Yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah bangga terhadap pendapat sendiri.
Ketahuilah orang yang mengaku sebagai orang cerdas sebenarnya adalah orang yang sangat bodoh. Orang yang mengatakan dirinya pasti masuk surga, dia akan masuk neraka.

* Nilai seseorang .

Nilai seseorang dilihat dari agamanya. Dasarnya adalah akal, dan wibawanya terletak pada akhlak.

* Jangan tertipu.

Jangan pernah tertipu oleh teriakan seseorang. Tapi akuilah orang yang menyampaikan amanah dan tidak menyakiti orang lain dengan tangan dan lidahnya.

Kalian jangan sampai tertipu oleh puasa dan shalat seseorang. Tapi perhatikan kejujuran, amanah dan wara'nya.

* Hidup bermasyarakat.

Aku tidak mungkin menyiksa orang yang durhaka kepada Allah seperti orang yang patuh dan taat.
Ambillah hikmah dari perilaku saudaraku. Jangan pernah mengira satu kalimatpun yang diucapkan seorang Muslim sebagai kejahatan, karena di dalamnya pasti ada kebaikan yang tersembunyi.

Jangan pernah menganggap enteng sumpah. Kalau kalian tetap melakukannya, Allah pasti menghinakan kalian.

Jangan pernah mengurus sesuatu yang tidak bermanfaat. Jangan banyak bertanya tentang sesuatu yang belum terjadi, hanya membuang waktu dan merepotkan.

Jangan pernah mencari musuh. Hati-hatilah dengan saudaramu, kecuali saudara yang jujur. Saudara yang jujur adalah yang takut kepada Allah 

Khusyuklah ketika ziarah kubur. Merasa rendahlah ketika beribadah. Jika terlanjut 
bermaksiat, segeralah bertobat. Selalu bermusyawarahlah dengan orang-orang yang takut kepada Allah dalam segala urusan.

Sumber :" Mutiara hikmah Kekasih Rasul", Hani Al-Hajj.

ditulis menggunakan Blogit.


Minggu, 27 Januari 2019

Abu Bakar r.a (2).

* Manusia yang paling sengsara.

Abu Bakar r.a berkata :" Manusia yang paling sengsara adalah para raja. Dia melihat setiap orang yang mendatanginya sebagai budak. Mereka itu gegabah dan zalim.

Tahukah kalian, setiap raja yang berkuasa itu ajalnya menjadi pendek? Dia selalu dihantui oleh rasa takut dan sedih berkepanjangan. Dalam pandangannya sendiri, dia telah berbuat banyak, padahal rakyatnya merasa masih kurang bijaksana dan kurang adil. Dia selalu merasa kurang, padahal kekayaanya sudah bertumpuk".


*Jangan bercerai berai.

Abu Bakar ra berkata :
" Di mana orang-orang yang kalian kenal, ayah, anak-anak, saudara dan kerabat kalian ? Mereka telah mendapatkan segala yang pernah mereka lakukan. Setelah mati, mereka pasti bertemu dengan kesengsaraan atau kebahagiaan.

Saudaraku ! Ketahuilah, bahwa Allah itu hanya memberi kebaikan dan menghindarkan dari kejahatan bagi orang yang taat dan mengikuti semua perintah-Nya.
Jika kalian ingin selamat di dunia dan akhirat, maka dengar, patuh, dan taatlah kepada-Nya, dan jangan pula bercerai berai.
Bercerai-berai hanya akan memporak-porandakan tujuan kalian.
Bersatulah dalam menjalankan perintah Allah.


* Pesan kepada Umar bin Khattab.

Pesan Abu Bakar r.a :" Umar, setelah aku wafat nanti, aku menjadikanmu sebagai penggantiku. Pesanku, selalu bertakwalah kepada Allah.

Allah tidak mungkin menerima amal yang sunah jika yang fardhu belum ditunaikan.
Beratnya timbangan amal seseorang pada Hari Kiamat nanti karena kuantitas dan kualitas ibadahnya di dunia. Sungguh, timbangan amal itu menjadi berat karena dibebani amal baik. Dan ringannya timbangan amal tersebut karena kuantitas kejahatannya di dunia. Sungguh timbangan amal yang hanya dibebani amal jahat menjadi ringan.

Allah swt telah menyebut penduduk surga itu dengan amal baik dan mengampuni dosa mereka. Sungguh aku ingin seperti mereka. Dan Allah menyebut penghuni neraka dengan kejahatan mereka dan tidak mengingkari kebaikan mereka.
Sungguh, aku tidak ingin seperti mereka.

Allah swt menyebutkan keadilan bersamaan dengan ayat-ayat rahmat. Tentunya agar seseorang mengharap rahmat-Nya, takut terhadap siksaan-Nya, hanya mengharap kebenaran dari-Nya, dan tidak mencelakakan diri sendiri.

Umar, jika engkau telah menerima pesanku ini, jangan sampai orang yang tidak ada lebih kau cintai dari pada kematian. Kematian itu pasti mendatangimu.

Jika engkau tidak mengindahkan pesanku ini, jangan sampai orang yang tidak hadir, lebih engkau murkai dari pada kematian, sementara engkau tidak mungkin mampu menolak keputusan Allah".
 
*sumber " Mutiara Hikmah Kekasih Rasul", Hani Al-Hajj.

ditulis menggunakan blogit.

Sabtu, 26 Januari 2019

Abu Bakar ra. (1).

Shalat penebus neraka.

Setiap waktu shalat tiba, Abu Bakar ra berkata :" Berdiri dan padamkan api yang kalian nyalakan itu".
Maksudnya adalah; laksanakan shalat untuk menghapus dosa-dosa yang harus dihapus dengan api neraka itu - sebagaimana firman Allah swt.

Allah SWT berfirman: 

 وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَـفًا مِّنَ الَّيْلِ ۗ اِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِ ۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ ۚ 

 wa aqimish-sholaata thorofayin-nahaari wa zulafam minal-laiil, innal-hasanaati yuz-hibnas-sayyi`aat, zaalika zikroo liz-zaakiriin

 "Dan laksanakanlah sholat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)." 

Pesan kepada Khalid bin Walid.

" Perbanyaklah bekal dan carilah penunjuk jalan. Jika utusan musuh mendatangimu, laranglah prajuritmu berbicara dengan mereka, sehingga utusan itu pergi tanpa mendapatkan informasi apapun tentang dirimu".

" Selain itu, jangan banyak berbicara, karena kunci kemenangan berasal dari ucapanmu. Jauhkan tempatmu dari tempat prajurit, karena tempat tinggal yang berdekatan dengan prajurit mempermudah mata-mata musuh mengintaimu. Jangan pernah membunuh musuh karena benci dan marah, karena hal itu dapat mencerai-beraikan kekuatanmu".

QS. Hud  ( 11 ): 114)

 * Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

sumber :" Mutiara hikmah Kekasih Rasul", Hani al-Hajj.
*ditulis menggunakan blogit.



Minggu, 20 Januari 2019

DHIMAD AL-AZDY.

DHIMAD Al-AZDY.

Dia berasal dari Azd Syanu'ah/Yaman, biasa memberi pengobatan dengan cara menghembuskan angin. Di Makkah, mendengar orang-orang berkata :" Sesungguhnya Muhammad adalah orang gila".

Dia berkata sendiri :" Aku akan menemui orang ini, siapa tahu Allah menyembuhkannya berkat pengobatanku".
Menemui beliau dan berkata :" Hai Muhammad, sesungguhnya aku biasa mengobati dengan hembusan angin. Apakah engkau memerlukannya?".

Rasulullah saw bersabda :" Sesungguhnya pujian itu bagi Allah. Kami memuji dan memohon pertolongan kepada-Nya. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tak seorangpun bisa menyesatkannya, dan siapa yang disesatkan Allah, tak seorangpun bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya".

"Tolong ulangi lagi semua kata-katamu tadi!", katanya. Beliau mengulangi hingga 3 kali.
Dhimad berkata :" Aku sudah pernah mendengar ucapan-ucapan tukang tenung, ucapan tukang sihir dan para penyair. Namun aku belum pernah mendengar seperti kata-katamu ini. Dan kami sudah menguasai kamus sedalam lautan. Berikan tanganmu, biar aku berbaiat atas nama Islam".

Maka Dhimad berbaiat menyatakan keislamannya.

sumber :" Sirah Nabawiyah", Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury.

THUFAIL bin AMR AD-DAUSY.

Thufail bin Amr Ad-Dausy. Penyair cerdas, pemimpin kabilah Dausy. Datang ke Makkah pada tahun kesebelas dari nubuwah. Ia disambut meriah oleh sanak saudara.

Mereka berkata kepadanya :" Wahai Thufail engkau sudah tiba di daerah kami. Sementara orang di tengah kami merintangi kehendak kami, memecah persatuan, mencaci urusan kami. Kami khawatir dirimu dan kaummu bernasib sama. Maka janganlah sekali-kali engkau berbicara atau mendengar apapun darinya".

Thufail :" Demi Allah, mereka berkata seperti itu terus menerus. Hingga aku memutuskan tidak akan mendengar apapun darinya dan tidak akan berbicara dengannya. Bahkan aku tutup telinga dengan kapas ketika ke masjid. Di masjid beliau berdiri shalat dekat Ka'bah. Aku berdiri di dekatnya. Allah berhendak agar aku bisa mendengar sebagian kata-katanya. Kudengar kata-kata yang baik.

Aku berkata dalam hati :' Demi ibuku yang telah melahirkanku dengan susah payah, demi Allah aku adalah seorang penyair yang cerdas. Bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Apa yang menghalangiku untuk mendengar apa yang dikatakan orang ini? Jika kata-katanya baik, aku bisa menerimanya. Jika buruk, aku bisa meninggalkanya begitu saja'
Aku tetap diam seperti semula, tatkala beliau pulang aku mengikutinya. Beliau masuk rumah, aku juga ikut masuk ke rumahnya. Kukisahkan kedatanganku dan bagaimana orang-orang selalu menakutiku. Kuceriterakan pula, aku menyumbat telinga dengan kapas, yang akhirnya bisa mendengar sebagian kata-katanya.

Aku berkata :" Jelaskanlah urusanmu kepadaku".
Beliau menjelaskan Islam dan membacakan Al-Qur'an di depanku. Demi Allah tak pernah kudengar kata-kata yang lebih bagus dari apa yang beliau katakan, tak pernah kudapatkan urusan yang lebih adil dari itu. Seketika aku masuk Islam dan menyampaikan kesaksian yang benar.

" Aku adalah orang yang ditaati kaumku. Aku akan kembali kepada mereka dan mengajak mereka kepada Islam. Maka berdoalah kepada Allah agar membuatkan bagiku sebuah bukti penguat".
Maka beliau berdo'a untukku. Adapun bukti penguatnya terjadi saat dia sudah mendekati umatnya. Allah menampakkan cahaya diwajahnya.
" Ya Allah, jangan jadikan cahaya di wajahku, karena aku khawatir mereka akan berkata :' Ini serupa dengannya'". Lalu cahaya beralih ke cambuknya.

Bapak dan istrinya diajak masuk Islam. Keduanya mau masuk Islam. Kaumnya tak mau masuk Islam begitu saja, tetapi dia tetap telaten terhadap mereka, hingga dia hijrah bersama 70 atau 80 keluarga setelah perang Al-Khandaq.
Mendapat cobaan yang baik demi Islam, mati syahid dalam perang Al-Yamamah.

sumber : " Sirah Nabawiyah", Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury.

Minggu, 13 Januari 2019

Abu Dzar Al-Ghifary.

Abu Dzarr Al-Ghifary.
Penduduk pinggiran Yatsrib. Mendapat berita diutusnya Rasulullah saw dari Suwaid bin Shamit dan Iyas bin Mu'adz.

Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Abu Dzarr berkata :" Aku berasal dari Ghifar. Kami mendengar ada seorang laki2 di Makkah yg mengaku sebagai Nabi. Lalu kukatakan kepada seorang saudaraku :' Pergilah dan temui orang itu, serta bicaralah dengannya! Lalu kembalilah lagi ke sini dan kabarkanlah keadaannya kepadaku '.

Saudaraku pergi dan setelah urusannya dirasa cukup, dia kembali.
" Kabar apa yg engkau bawa?", kataku.
" Demi Allah aku telah melihat seorang laki-laki yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan", jawabnya. " Kabar yg engkau sampaikan ini belum membuatku puas", kataku.

Setelah itu aku mengambil kantong barang dan sebuah tongkat pergi menuju Makkah. Aku belum tahu sama sekali Nabi tersebut dan untuk menanyakan berisiko. Minum air zamzam dan diam saja di masjid.

Ali lewat di dekatku dan berkata :" Sepertinya dia orang asing ".
"Memang aku orang asing", kataku.
"Kalau begitu ikutlah aku ke tempat penginapan".
Aku mengikutinya. Dia tidak bertanya apapun padaku, aku juga tak bertanya apapun dan tidak mengabarkan sesuatupun.

Esok harinya aku ke masjid lagi untuk bertanya perihal nabi tersebut. Tapi tak seorangpun memberi sedikit informasi kepada ku.
Ali lewat lagi di depanku, berkata :" Apakah orang ini tidak tahu lagi jalan ke penginapannya?"
"Belum", kataku.
"Kalau begitu ikutlah aku ke rumahku". Maka akupun mengikutinya.
"Sebenarnya apa keperluanmu? Apa yang mendorongmu datang ke negeri ini?"
"Jika engkau bisa menjaga rahasiaku, aku akan mengatakannya".
"Aku akan melakukannya", katanya.
"Kami mendengar bahwa di sini muncul seseorang yang mengaku sebagai nabi Allah. Kuutus saudaraku untuk menemui, berbicara dengannya. Namun berita yg dibawanya tidak memuaskan. Aku ingin bertemu sendiri dengannya".
"Jika memang engkau sudah merasa mendapat petunjuk, wajahku saat ini sedang tertuju kepadanya. Jika aku masuk suatu rumah, ikut saja masuk. Jika aku melihat seseorang yang kufikir mengkhawatirkan keamananmu, aku akan ke kebun dan pura-pura membetulkan selopku. Dan engkau bisa berjalan terus".

Dia beranjak, akupun beranjak mengikutinya hingga masuk ke tempat Nabi saw.
"Jelaskanlah Islam kepadaku", kataku kepada beliau. Beliau menjelaskannya dan seketika itu aku masuk Islam.
"Wahai Abu Dzarr, rahasiakanlah keadaan ini dan pulanglah ke negerimu! Jika kabar kemenangan kami sudah sampai kepadamu, datanglah lagi ke sini", kata beliau.
"Demi yang mengutusmu dengan kebenaran, aku benar-benar akan menampakkan keadaanku ini selagi di sini".

Aku pergi ke masjid selagi orang-orang Quraisy ada di sana.
Aku berteriak :" Wahai orang-orang Quraisy, aku bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad hamba dan Rasul-Nya". Mereka berkata :" Kepunglah orang yang telah keluar dari agamanya ini".
Seketika itu mereka mengepungku dan memukulku agar aku mati. Al-Abbas yang melihat keadaanku langsung melindungi aku dengan menelungkupkan badannya. Setelah itu dia menghadapi mereka dan berkata :" Celakalah kalian yang akan membantai seseorang dari Ghifar. Ghifar tempat kalian berdagang dan jalur yang kalian lewati".
Akhirnya mereka melepasku.

Esok harinya aku pergi lagi ke masjid dan berbuat hal yang sama seperti kemarin. Mereka berkata :" Kepunglah orang ini yang telah keluar dari agamanya".
Setelah itu mereka melakukan hal yang seperti kemarin. Lagi- lagi Al-Abbas yang melihat keadaanku, berbuat seperti yang dilakukannya kemarin.

sumber : " Sirah Nabawiyah", Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury.

Sabtu, 05 Januari 2019

Iyas bin Mu'ads

Iyas bin Mu'adz.
Pemuda belia dari Yatsrib, ke Mekah bersama rombongan utusan dari Aus untuk mencari sekutu dari Quraisy menghadapi Khazraj, sebelum terjadi Perang Bu'ats.
Jumlah penduduk Aus lebih sedikit dari pada Khazraj.

Tatkala mengetahui kedatangan mereka, Rasulullah menghampiri dan bersabda :" Apakah kalian memiliki sesuatu yang lebih baik dari pada apa yang kalian bawa?"
"Apa itu?", mereka balik bertanya.
"Aku adalah Rasul Allah. Dia mengutusku kepada manusia, untuk menyeru agar mereka menyembah Allah dan tidak mensekutukan sesuatupun dengan-Nya serta menurunkan Al-Kitab kepadaku".

Setelah itu beliau menjelaskan Islam kepada mereka dan membacakan Al-Qur'an.
Iyas bin Mu'adz berkata :" Wahai kaumku, demi Allah ini lebih baik dari pada apa yang ada pada kalian".
Abul Haisar Anas bin Rafi', yang ikut dalam rombongan itu mengambil segenggam pasir, ditaburkan di muka Iyas, seraya berkata :" Enyah kau! Demi Allah, kami datang bukan untuk urusan ini".
Iyas hanya diam saja. Rasulullah saw bangkit dan mereka kembali ke Yatsrib tanpa menghasilkan persekutuan dengan Quraisy.
Sebelum Iyas meninggal dunia, ia senantiasa bertahlil, bertakbir, bertahmid dan bertasbih. Mereka yakin bahwa dia telah masuk Islam.

Kamis, 03 Januari 2019

Suwaid bin Samit.

Suwaid bin Samit.

Penduduk Yatsrib, penyair, cerdas, dijuluki Al-Kamil oleh kaumnya.
Ke Mekah untuk menunaikan haji/umroh.

Rasulullah saw mengajaknya masuk Islam.
" Boleh jadi apa yang ada padamu itu sama dengan apa yang ada padaku", katanya.
" Apa yang ada padamu ?", tanya beliau.
" Hikmah Lukman ", katanya.
Lalu Suwaid menunjukkannya.

Setelah itu beliau bersabda :" Itu kata-kata yang baik. Namun yang ada padaku jauh lebih utama dari kata-kata itu. Ini adalah Al-Qur'an yang diturunkan Allah kepadaku, petunjuk dan cahaya".

Lalu beliau membacakan Al-Qur'an dan menyeru Suwaid agar masuk Islam. Setelah menyatakan masuk Islam, Suwaid berkata :" Ini adalah kata-kata yang benar-benar bagus".

Tak lama setibanya di Yatsrib, dia terbunuh dalam Perang Bu'ats. Keislamannya terjadi pada awal tahun kesebelas dari nubuwah.

*Sumber :" Sirah Nabawiyah" (' Bab Menawarkan Islam kepada berbagai kabilah dan individu'), Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury.