Halaman

PENELUSURAN

Jumat, 17 Juni 2011

MENUMPAS PEMBERONTAKAN PKI DI MADIUN, 1948 ( lanjutan 2 )

 
“Di luar kota kami pernah menemukan lembah yang penuh mayat korban kebiadaban PKI itu. Ada mayat yang ditusuk dengan bambu runcing, dicincang, dicungkil matanya, disembelih dan sebagainya. Mengerikan sekali !", kata Pak Kosasih.

Senin, 06 Juni 2011

MENUMPAS PEMBERONTAKAN PKI DI MADIUN, 1948 ( lanjutan 1 )

 
Di batas kota Sukoharjo Yon Kosasih bertemu Yon Nasuhi yang menyampaikan informasi mengenai keadaan kota. Kapten Kosasih memperhitungkan, untuk merebut Sukoharjo, terlebih dahulu harus dilakukan pengepungan sejak malam hari.

Menjelang fajar pertempuran berkobar di seluruh Sukoharjo. Pasukan Yon Kosasih bertempur gigih menghadapi pasukan PKI Muso. Mayat PKI bergelimpangan di jalan raya, di depan gedung-gedung dan lain-lain. Jam 7.00 pagi Sukoharjo telah diduduki penuh oleh Yon Kosasih. Merah Putih berkibar kembali di Sukoharjo.
“ Tapi Letnan Bakri gugur”, kenang pak Kosasih.

Baru saja pasukan istirahat, datang kawat dari Kolonel Abimanyu, berbunyi : “ Serahkan Sukoharjo kepada Yon Nasuhi “. Lalu Yon Nasuhi yang menyelesaikan tugas selanjutnya di Sukoharjo.

Kapten Kosasih pada waktu itu baru berumur 21 tahun, melapor pada Gubernur Militer, tugas sudah selesai dilaksanakan, tapi Pak Gatot marah.
 “ Cep, apa Gubernur Militer harus jalan kaki, kalau mobilnya kamu rampas !”, katanya.
“ Kan Bapak memerintahkan saya harus mempergunakan semua kendaraan yang ada. Ini berarti termasuk kendaraan Bapak !”, jawab Kapten Kosasih.
“ Benar, tapi coba kamu mjau satu langkah”, kata Gubernur Militer sambil merenggut tanda pangkat Kapten Kosasih, lalu digantinya dengan tanda pangkat Mayor.

“ Kini kamu Mayor”, katanya. “ Sekarang bebaskan Purwodadi”.
Gubernur Militer menyusulkan perintah baru. Mayor Kosasih balik kanan untuk kembali bertempur di Purwodadi.

Di utara daerah itu Amir Syarifudin ex Menteri Pertahanan RI, orang PKI kedua setelah Muso itu bersembunyi dengan pengawalan. Penyerangan terhadap Purwodadi terjadi pada 5 Oktober 1948.
“ Tanggal ini selalu teringat karena 5 Oktober adalah hari Angkatan Perang. Kami menemukan bekas kekejaman PKI/Muso di Purwodadi setelah kami merebut kota itu. Di sana saya mempunyai kenalan , dokter Kepala Rumah Sakit Purwodadi. Saya bergegas menemuinya. Ketika saya tiba di Rumah Sakit itu, saya melihat kenalan saya itu Dr. Angsar Kartakusuma, sedang didorong oleh tentara PKI/Muso akan ditembak  mati di halaman belakang Rumah Sakit. Ketika penembaknya mengangkat senapan, senapan saya lebih cepat ditembakkan pada penembaknya itu. Selamatlah Dr. Angsar Kartakusuma itu”, kenang Pak Kosasih.

Pertempuran masih berlanjut! Yon Kosasih terus bergerak sampai Klambu, untuk menangkap Amir Syarifudin. Pertama TNI menyerbu Wirosari, pertempuran dahsyat karena pasukan  PKI/Muso berusaha bertahan di Wirosari. Penyerangan, dimulai pk. 03.00 dini hari. Wirosari berhasil dikuasai penuh pk. 10.00 pagi setelah pertempuran seru sekali.

PKI melakukan pembantaian terhadap orang-orang anti PKI setempat.

                                                                                                              ( berlanjut )