Halaman

PENELUSURAN

Sabtu, 26 Maret 2011

EKSISTENSI PEMERINTAHAN SOENDA KETJIL.

EKSISTENSI PEMERINTAHAN SOENDA KETJIL.


DALAM GEMA REVOLUSI NASIONAL 1945 - 1946. ( lanjutan 1 )



Sebagai Gubernur Soenda Ketjil dia mulai membentuk pemerintahan yang dinamakan Pemerintahan Nasional RI, singkatnya Pemerintahan Soenda Ketjil. Untuk menjalankan tugas sehari-hari Gubernur membentuk Badan Pekerja yang anggotanya ialah Dr. M.Muh. Angsar Kartakusuma, I Gusti Bagus Oka, dan I.B. Putra Manuaba. Pusat pemerintahan dan ibukota Propinsi Soenda Ketjil adalah Sungaraja.



Penyebaran Berita Proklamasi disambut sangat antusias oleh pemuda terutama di 2 kota yaitu Singaraja dan Denpasar. Mereka mengorganisasikan diri dalam organisasi pemuda : Angkatan Muda Indonesia ( AMI ) di bawah pimpinan I Gusti Ngurah Sindhu di Denpasar pada 31Agustus 1945, kemudian menjadi Pemuda Republik Indonesia ( PRI ).AMI dibentuk pula di Singaraja di bawah Tjokorda Sudarsana, kemudian di bawah pimpinan Gede Puger menjadi Pemuda Sosialis Indonesia ( PESINDO ).



PRI di Denpasar dilengkapi susunan pengurusnya dengan tampilnya Made Widjakusuma sebagai Ketua, Wakil Ketua : Tjokorda Agung , seksi Keamanan : I.B.tantera, Nyoman Mantik, Urusan Perlengkapan : Made Sugitâ dan Gede Windiâ, Seksi Penerangan : I.B. Sadnja dan Suwetja.



PESINDO dan PRI tegas-tegas bertekad mendukung Proklamasi Kemerdekaan. Kedua organisasai besar pengaruhnya di masyarakat dan dengan cepat ikut menyebar luaskan Berita Proklamasi. Para pelajar yang tergabung dalam Ikatan Siswa Sekolah Menengah ( ISSM ) di kota Denpasar ikut mendukung usaha- usaha PRI untuk menyebarkan Berita Proklamasi yang meggema di Bali dan daerah-daerah lainnya di Soenda Ketjil terutama Lombok pada 15 Oktober 1945, Sumbawa 31 Oktober dan Sumba pada awal tahun 1946.



Selain organisasi pemuda pelajar yang terbentuk maka dibentuk pula Badan Keamanan Rakjat ( BKR ) untuk mereleasisasikan keputusan Sidang PPKI di Jakarta 19 Agustus 1945, tentang militer atau Tentara Kebangsaan untuk mengawal pemerintahan. BKR terbentuk pada 31 Agustus 1945 di Singaraja di bawah pimpinan I Made Putu, seorang mantan daidantjo dan di Denpasar di bawah pimpinan Nyoman Pegeg.



Tindakan politik Gubernur Puja untuk memindahkan kekuasaan dari tangan Cookan, kepala pemerintahan pendudukan Jepang di Soenda Ketjil di Singaraja dilakukan dengan mengajukan tuntutan :


- Mengganti bendera Nippon dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di Kantor Pusat


Pemerintahan Soenda Ketjil.


- Menghapus waktu Nippon dan menggantinya dengan memakai waktu Indonesia.


- Mencabut jam malam dan memberlakukan suasana damai yang meliputi kemerdekaan.


- Pemerintahan Soenda Ketjil harus diisi oleh tenaga-tenaga bangsa Indonesia sendiri serta menonatipkan pemimpin-pemimpin Jepang.



Tuntutan yang diajukan pada akhir September 1945 ditolak olehCookan. Gubernur Puja bersama-sama dengan Ketua KND I.B. Putra Manuaba mengadakan perjalanan keliling Pulau Bali menyampaikan kepada rakyat perubahan-perubahan yang terjadi.



Atas desakan para pemuda yang terorganisasikan dalam PRI, PESINDO, BKR, dan Ikatan Pelajar, Gubernur Puja bersama-sama Kepala Jawatan di ibukota Propinsi di Singaraja, sepakat mengajukan ultimatum kepada pembesar tertinggi pemerintahan pendudukan Jepang, Cookan , agar segera menyerahkan kekuasaan pemerintahn kepada Gubernur Soenda Ketjil. Ultimatum yang diajukan dikabulkan oleh Cookan pada 8 Oktober 1945.



EKSISTENSI PEMERINTAHAN SOENDA KETJIL.

EKSISTENSI PEMERINTAHAN SOENDA KETJIL.
DALAM GEMA REVOLUSI  NASIONAL 1945 – 1946.

  Sebelum rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ) pada 18 Agustus 1945 yang telah berhasil menetapkan dan mensahkan UUD 1945 serta memilih Presiden ( Ir. Soekarno ) dan Wakil Presiden ( Drs. Moh. Hatta ) diakhiri, Presiden menunjuk sembilan orang anggota sebagai Panitia Ketjil. Panitia ini ditugaskan untuk menysusun rancangan pembagian wilayah negara, kepolisian, tentara kebangsaan dan perekonomian. Mereka yang ditunjuk adalah : Iskandar di Nata, sebagai Ketua dan anggota-anggotanya : Mr. A. Soebardjo, Sayuti Melik, Mr. Iwa Kusumasoemantri, Wiranataksumah, Dr. Amir, A.A. Hamindan, Dr. Ratoelangi dan Mr.I.G.K. Pudja.