Halaman

PENELUSURAN

Sabtu, 29 September 2018

Harta merupakan kenikmatan.

Harta merupakan kenikmatan.

Allah SWT berfirman: اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجَــنَّةَ ۗ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيَقْتُلُوْنَ وَ يُقْتَلُوْنَ ۗ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰٮةِ وَالْاِنْجِيْلِ وَالْقُرْاٰنِ ۗ وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ فَاسْتَـبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖ ۗ وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ innallohasytaroo minal-mu`miniina anfusahum wa amwaalahum bi`anna lahumul-jannah, yuqootiluuna fii sabiilillaahi fa yaqtuluuna wa yuqtaluuna wa'dan 'alaihi haqqon fit-taurooti wal-injiili wal-qur`aan, wa man aufaa bi'ahdihii minallohi fastabsyiruu bibai'ikumullazii baaya'tum bih, wa zaalika huwal-fauzul-'azhiim

"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung."

(QS. At-Taubah 9: Ayat 111) *
Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Allah swt tidak menganugerahkan harta kekayaan kepada kamu melainkan supaya kamu bisa membeli surga dengan harta itu. Sahabat Ustman bin Affan ra memahami benar ayat ini, karenanya ia mau membeli surga 2 kali.

Pertama sewaktu Rasul saw bersabda :" Barangsiapa mau mempersiapkan tentara dalam waktu paceklik, maka dia akan mendapatkan surga". Maka Ustman bin Affan ra langsung menyumbangkan hartanya untuk menyiapkan balatentara.

Kedua, ketika Rasul saw bersabda :" Barangsiapa mau ( mendermakan hartanya ) untuk penggalian sumur Ruumah, maka dia akan mendapatkan surga". Maka Ustman bin Affan ra langsung menyumbangkan hartanya untuk penggalian Ruumah yang akan dimanfaatkan bersama oleh penduduk Madinah.

Meskipun Ustman ra terkenal dermawan, namun ia tetap memegang teguh prinsip kesederhanaan, hingga Abdullah bin Mas'ud ra berkata :" Apabila kami datang ke rumahnya ( Ustman ), kami tidak mendapatinya lebih istimewa dibanding para pembantunya ".

#sumber :" Indahnya Bersyukur", DR. Khalid Abu Syadi.

Kamis, 27 September 2018

Bergonta-gantinya kebaikan dan keburukan.

Hudzaifah bin Yaman berkata :" Orang-orang bertanya kepada Nabi tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya mengenai keburukan, karena aku khawatir ditimpa olehnya. ".

Aku pun bertanya :" Wahai Rasulullah, kami pernah hidup dalam kebodohan dan keburukan, lalu kebaikan ( Islam ) telah datang kepada kami. Apakah keburukan akan datang setelah kebaikan ini?".
Beliau menjawab :" Ya"

Aku bertanya lagi :" Apakah sesudah keburukan itu akan datang kebaikan lagi?" Beliau menjawab yang sama :" Ya, tetapi di dalamnya terdapat kotoran ( dakhan )". Aku pun bertanya : " Apa maksudnya kotoran itu ya Rasulullah?"
Beliau menjawab :" Satu kaum yang mengajari dan menunjukkan orang-orang bukan dengan sunnahku dan petunjukku. Kalian mengenali mereka, tapi kalian juga mengingkari mereka".

Aku bertanya lagi :" Apakah sesudah kebaikan itu akan datang keburukan lagi?".
Beliau menjawab :" Ya, yaitu para penyeru yang mengajak manusia ke pintu-pintu neraka. Orang yang mau menerima ajakan mereka, padahal mereka pasti akan melemparnya ke neraka"
Aku berkata :" Wahai Rasulullah beritahukanlah kepada kami ciri-ciri mereka".
Beliau lalu bersabda :" Baiklah. Mereka dari bangsa kita sendiri dan berbicara dengan bahasa kita".
Aku bertanya :" Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika semasa dengan mereka?"
Beliau menjawab:" Bersatulah bersama kelompok muslim dan pemimpinnya".
Aku bertanya lagi :" Tapi, bagaimana jika saat itu tidak ada kelompok muslim dan tidak ada pemimpin?"
Beliau menjawab :" Pisahkanlah dirimu dari semua kelompok, meskipun kamu harus membayar itu dengan memakan rumput sampai kamu menjumpai maut dan kamu tetap berada dalam keyakinan itu"

( Hr. Bukhari ).

#Sumber :" Malapetaka dan Fitnah Akhir Zaman", Ibnu Katsir.

Selasa, 25 September 2018

Kesempurnaan Ibadah.

Kesempurnaan ibadah.

Pada zaman khalifah al-Makmun ( dinasti Abasiyah ), muncul gagasan Al-Qur'an adalah mahluk oleh kaum Mu'tazilah. Khalifah menginginkan agar faham sesat itu diakui semua orang secara baik-baik atau paksaan.

Masa itu disebut fitnatu khalq al-Qur'an. Seruan itu menimbulkan banyak bencana di kalangan umat Islam, khususnya para ulama. Karena mereka adalah suri tauladan dan panutan umat. Orang awam akan mudah menerima faham itu jika para Ulama membenarkannnya. Di antara Ulama yang mendapat ajakan Khalifah adalah Imam Ahmad bin Hambal.

Beliau diundang Khalifah Makmun untuk berdebat menghadapi para pemuka Mu'tazilah. Imam Ahmad tak terkalahkan. Merasa bujukan gagal, Khalifah Makmun memerintahkan agar Imam Ahmad ditangkap dan disiksa dengan hukum cambuk di depan umum. Dengan cara kekerasan itu barangkali sang Imam akan membenarkan pendapat Mu'tazilah.

Pakaian dicopot dari tubuh Imam yang sudah renta itu. Algojo mendera tubuh sang Imam dengan cambukan-cambukan keras hingga Imam Ahmad pingsan. Para murid hanya bisa menyaksikan dengan iringan tangis tanpa bisa berbuat apa-apa. Mereka membawanya ke rumah dan sang Imam baru sadar hari berikutnya.

Kalimat pertama yang diucapkan Imam Ahmad ketika siuman : " Apakah kalian sudah melaksanakan shalat Ashar?" Beliau mengira masih berada di hari saat disiksa.
Para murid menjawab :" Hari telah berganti, kita sudah berada di hari yang lain. Ceriterakanlah kepada kami apa yang terjadi ketika para algojo mencambuki tuan dan kami hanya bisa menangis sedangkan tuan tersenyum seakan tidak merasakan sesuatu?".

Sang Imam menjawab :" Kalian melihat tangan para algojo menyiksaku, namun aku merasakannya sebagai tangan Allah". Inilah arti meleburnya jiwa dalam penghambaan diri pada Allah. Ketika anda bersama Allah, maka anda tidak merasakan sesuatu selain Allah.

Sumber : " Rahasia Surat Al-Fatihah", Syeikh Khalid Al-Jundi.

Jumat, 21 September 2018

UMAR BIN KHATTAB RA.

* Allah merahmati orang yg berfikir.

Umar bin Khattab ra berkata : " Dunia adalah angan2 yg sangat terbatas, waktu yg selalu berkurang dan mengantarkan ke dunia lain, berjalan menuju kematian yg pasti. Sedangkan Allah merahmati orang yg memikirkan urusannya, selalu menasehati dirinya, merasa dipantau oleh Tuhannya, dan selalu menghindari dosa ".

* Selama anda masih bertakwa.

Al-Mughirah berkata kepada Umar : " Kami akan selalu baik selama anda masih ada". Mendengar itu, Umar berkata : " Anda akan selalu baik selama anda bertakwa kepada Allah".

* Bacalah Al-Qur'an.

Umar ra berkata : " Baca, kenali dan amalkanlah ajaran Al-Qur'an. Dengan demikian, kalian termasuk ahlinya. Ketahuilah hak seseorang tidak mungkin sampai jika dia durhaka kepada Allah. Dalam harta pemberian Allah, aku telah menjadiksn diriku sebagai anak yatim. Jika aku tidak butuh, aku tidak mungkin mencarinya. Dan, jika aku butuh, aku mengambilnya dengan cara yg baik dan terpuji".

* Allah memelihara orang yang bertakwa.

Umar ra pernah menulis surat kepada putranya. Abdullah. " Orang yg bertakwa pasti dipelihara Allah. Orang yg bertawakal pasti dicukupi. Orang yg meminjami Allah pasti diberi imbalan berlipat ganda. Dan orang yg pandai bersyukur pasti ditambahi nikmatnya. Oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah, anakku. Orang yg tidak berniat, tidak mungkin mendapatkan pahala. Tidak ada kekayaan bagi orang yg tidak mempunyai teman. Dan, tidak ada yg baru bagi orang yg tidak mempunyai rencana".

Rabu, 19 September 2018

Mutiara Hikmah Kekasih Rasul

Allah SWT berfirman:
وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِ
َ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍ ۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ ذٰلِكَ الْـفَوْزُ الْعَظِيْمُ

was-saabiquunal-awwaluuna minal-muhaajiriina wal-anshoori wallaziinattaba'uuhum bi`ihsaanir rodhiyallohu 'an-hum wa rodhuu 'an-hu wa a'adda lahum jannaatin tajrii tahtahal-an-haaru khoolidiina fiihaaa abadaa, zaalikal-fauzul-'azhiim

"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung."

QS. At-Taubah ( 9 ):100
* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Mereka adalah pengikut Nabi dan kelompoknya.
Kalau tidak karena mereka, tak akan ada o
rang Muslim di bumi.
Kalau tidak karena mereka, penduduknya akan punah.
Mereka adalah tiang pancang dan tambatan yang kokoh.
Kalau tidak karena mereka, penduduknya akan kegelapan. Mereka bagai purnama dan bintang yang bercahaya.