Halaman

PENELUSURAN

Minggu, 13 Januari 2019

Abu Dzar Al-Ghifary.

Abu Dzarr Al-Ghifary.
Penduduk pinggiran Yatsrib. Mendapat berita diutusnya Rasulullah saw dari Suwaid bin Shamit dan Iyas bin Mu'adz.

Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Abu Dzarr berkata :" Aku berasal dari Ghifar. Kami mendengar ada seorang laki2 di Makkah yg mengaku sebagai Nabi. Lalu kukatakan kepada seorang saudaraku :' Pergilah dan temui orang itu, serta bicaralah dengannya! Lalu kembalilah lagi ke sini dan kabarkanlah keadaannya kepadaku '.

Saudaraku pergi dan setelah urusannya dirasa cukup, dia kembali.
" Kabar apa yg engkau bawa?", kataku.
" Demi Allah aku telah melihat seorang laki-laki yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan", jawabnya. " Kabar yg engkau sampaikan ini belum membuatku puas", kataku.

Setelah itu aku mengambil kantong barang dan sebuah tongkat pergi menuju Makkah. Aku belum tahu sama sekali Nabi tersebut dan untuk menanyakan berisiko. Minum air zamzam dan diam saja di masjid.

Ali lewat di dekatku dan berkata :" Sepertinya dia orang asing ".
"Memang aku orang asing", kataku.
"Kalau begitu ikutlah aku ke tempat penginapan".
Aku mengikutinya. Dia tidak bertanya apapun padaku, aku juga tak bertanya apapun dan tidak mengabarkan sesuatupun.

Esok harinya aku ke masjid lagi untuk bertanya perihal nabi tersebut. Tapi tak seorangpun memberi sedikit informasi kepada ku.
Ali lewat lagi di depanku, berkata :" Apakah orang ini tidak tahu lagi jalan ke penginapannya?"
"Belum", kataku.
"Kalau begitu ikutlah aku ke rumahku". Maka akupun mengikutinya.
"Sebenarnya apa keperluanmu? Apa yang mendorongmu datang ke negeri ini?"
"Jika engkau bisa menjaga rahasiaku, aku akan mengatakannya".
"Aku akan melakukannya", katanya.
"Kami mendengar bahwa di sini muncul seseorang yang mengaku sebagai nabi Allah. Kuutus saudaraku untuk menemui, berbicara dengannya. Namun berita yg dibawanya tidak memuaskan. Aku ingin bertemu sendiri dengannya".
"Jika memang engkau sudah merasa mendapat petunjuk, wajahku saat ini sedang tertuju kepadanya. Jika aku masuk suatu rumah, ikut saja masuk. Jika aku melihat seseorang yang kufikir mengkhawatirkan keamananmu, aku akan ke kebun dan pura-pura membetulkan selopku. Dan engkau bisa berjalan terus".

Dia beranjak, akupun beranjak mengikutinya hingga masuk ke tempat Nabi saw.
"Jelaskanlah Islam kepadaku", kataku kepada beliau. Beliau menjelaskannya dan seketika itu aku masuk Islam.
"Wahai Abu Dzarr, rahasiakanlah keadaan ini dan pulanglah ke negerimu! Jika kabar kemenangan kami sudah sampai kepadamu, datanglah lagi ke sini", kata beliau.
"Demi yang mengutusmu dengan kebenaran, aku benar-benar akan menampakkan keadaanku ini selagi di sini".

Aku pergi ke masjid selagi orang-orang Quraisy ada di sana.
Aku berteriak :" Wahai orang-orang Quraisy, aku bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad hamba dan Rasul-Nya". Mereka berkata :" Kepunglah orang yang telah keluar dari agamanya ini".
Seketika itu mereka mengepungku dan memukulku agar aku mati. Al-Abbas yang melihat keadaanku langsung melindungi aku dengan menelungkupkan badannya. Setelah itu dia menghadapi mereka dan berkata :" Celakalah kalian yang akan membantai seseorang dari Ghifar. Ghifar tempat kalian berdagang dan jalur yang kalian lewati".
Akhirnya mereka melepasku.

Esok harinya aku pergi lagi ke masjid dan berbuat hal yang sama seperti kemarin. Mereka berkata :" Kepunglah orang ini yang telah keluar dari agamanya".
Setelah itu mereka melakukan hal yang seperti kemarin. Lagi- lagi Al-Abbas yang melihat keadaanku, berbuat seperti yang dilakukannya kemarin.

sumber : " Sirah Nabawiyah", Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury.

Tidak ada komentar: