Halaman

PENELUSURAN

Selasa, 11 Oktober 2011

MENGENAL LEBIH JAUH KYAI MANGUNARSO PENDIRI DESA BALEREJO ( 3 )

II. Keadaan Sosial-Ekonomi dan Sosial Politik Masa Surakarta.

Seperti telah dikemukakan di atas, karena jasanya melerai perselisihan, Kyai Mangunarso diberi hadiah, seorang puteri dan sebuah tanah perdikan. Memberikan hadiah bagi orang yang berjasa dianggap kebijaksanaan raj yang baik. Pemberian hadiah berupa tanah perdikan ini telah berlangsung lama di Jawa, mulai dari raja- raja Mataram Hindu di Jawa Tengah ( mulai abad VIII ), dan dikenal dengan nama Tanah Sima.

Tanah perdikan adalah sebidang tanah \ daerah yang dihadiahkan kepada seseorang yang berjasa atau untuk membiayai tempat suci tertentu. Pajak yang harusnya dibayarkan kepada raja dialihkan pembayarannya kepada orang yang berjasa tersebut atau dipakai membaiayai tempat suci tersebut di atas. Kyai Mangunarso rupanya berkeendak memanfaatkan pendapatan tanah miliknya untuk kesejahteraan penduduk tanah perdikan termasuk para petani.

Hal-hal apakah yang mendorong Kyai Mangunarso untuk memakmurkan rakyat daerah perdikannya.

Pada waktu itu ( abad XIX ), Jawa seluruhnya telah dikuasai oleh Belanda. Sejak permulaan cultuurstelsel ( tanam paksa ) rakyat di desa merasa tertekan secara ekonomis karena petani secara dipaksa secara bergiliran menanam tanaman untuk dieksport di tanah mereka. Dalam rangka politik mereka, Belanda menyerahkan penarikan upeti kepada elite priyayi dan pejabat-pejabat pusat atau daerah, maka mereka seringkali dikaitkan dengan para penjajah ( pemerintah colonial ).

Tidak jarang terjadi kesewenang-wenangan dan hal-hal semacam inilah yang menimbulkan ketidak puasan , kemudian muncul gejolak-gejolak antara lain : Perang Diponegoro ( Suseno, 1993 : 35 ). Kyai Mangunarso hidup pada masa itu dan suasana itulah menjadi salah satu pendorong Kyai Mangunarso untuk memakmurkan rakyat daerah perdikannya.

Tidak ada komentar: