Halaman

PENELUSURAN

Jumat, 17 Juni 2011

MENUMPAS PEMBERONTAKAN PKI DI MADIUN, 1948 ( lanjutan 2 )

 
“Di luar kota kami pernah menemukan lembah yang penuh mayat korban kebiadaban PKI itu. Ada mayat yang ditusuk dengan bambu runcing, dicincang, dicungkil matanya, disembelih dan sebagainya. Mengerikan sekali !", kata Pak Kosasih.
.
Selesai merebut dan menduduki Wirosari, Yon Kosasih bergerak menuju Klambu. Di sanalah Amir Syarifudin terkepung.Sebelum melancarkan serangan terhadap Klambu,  Mayor Kosasih melakukan upaya perundingan dengan pihak Belanda, karena ditemukan ada pasukan Pemberontak PKI/Muso yang berseragam tentara Belanda.

" Tempat perundingan di satu lokasi antara Kudus dan Semarang. Dari kita, saya juru bicara, Maor Tasmin ketua, Kapten Ishak Juarsa dan Lettu Lucky Ary Supit anggota. Dari Belanda saya lupa nama-namanya, tetapi mereka dari Batalion Gajah Merah, termasuk Komandan Batalionnya. Saya minta agar Belanda tidak mendukung pasukan Pemberontak PKI/Muso. Perundingan itu lancar sekali dan Belanda mengatakan memang tidak membantu PKI/Muso. Setelah perundingan, apakah Belanda membantu PKI/Muso atau tidak, pokoknya kami menggempur semua kekuatan yang melawan!", tuturnya mengenang.

Pertempuran ketat dan daerah pengepungan semakin dipersempit. Dapat dipastikan di tengah pengepungan itu akan ditemukan Amir Syarifudin dengan kawan-kawannya.

" Saya menemukan uang kertas Republik Indonesia dibuang berhamburan banyak sekali. Rupanya Amir Syarifudin telah merasa, uang tersebut tak ada lagi gunanya. Ia sebentar lagi tertangkap!", kata Mayor Kosasih.

Amir Syarifudin meninggalkan persembunyiannya setelah terkepung rapat dan kemudian tertangkap.


----- 000 -----
  

Tidak ada komentar: